Selamat berakhir pekan! Tulisan saya di hari yang cerah ini, saya dedikasikan untuk membereskan kamar, bongkar lemari, beberes dan menata sekumpulan koleksi-koleksi saya. Ditambah banyak buku-buku saya yang sudah berdebu, lama tidak ditengok apalagi dibaca. Semenjak saya resign kerja dan lulus kuliah magister agustus awal tahun ini, saya menjadi lebih peka melihat tatanan dan koleksi saya yang berdiam diri di kamar. 8 Tahun lalu saya mulai meniti karir, hobi saya semakin bertambah seperti mengoleksi roll-roll film, kamera lama layaknya tustel, satu buah DSLR Canon 400D (Rest Him In Peace), beratus-ratus buku fiksi, serta komik dan manga hasil dari jerih payah saat saya bekerja. Kali ini, saya lagi rapihin beberapa koleksi saya, kebanyakan dominasi warna hitam! dan Star Wars! Kenapa ya suka hitam dan Star Wars? Hitam itu warna elegan, dan Star Wars film galaktika serta kompleksitas keluarga Skywalker yang melegenda. Menyukai warna hitam sejak kecil sih, ga ada alasan spesial atau apapun, kalau Star Wars sendiri terinspirasi karena hasil koleksi Bang Michael Timothy dan Bang Buke, dua-duanya photographer kondang, mantan anak-anak DeviantArt yang sekarang sudah melalang buana dengan kecintaan mereka dengan photography. Sesekali mereka suka posting foto di instagram nya beberapa dari ratusan koleksi life figures Star Wars, super banyak dan saya jadi ngiler lihatnya. Dan dari hal dunia koleksi mainan ini, saya juga mendapat dorongan untuk mengkoleksi mainan atau stiker Star Wars berkat teman kantor lama saya, namanya Mas Jeffy. Mas Jeffy ini semacam dewa otaku dalam dunia mainan, level koleksi mainan seperti sudah advance, dikantor lama pun setiap sisi meja kerjanya, lemari penyimpanan dokumen, wallpaper kantor, hingga rak kaca semua ada unsur komika, manga, life figures apapun itu Godzilla, Star Wars, Naruto dan lain sebagainya (sayang saya sudah tidak punya foto koleksi beliau di kantor, bisa kena SP hihi). Mereka salah satu alasan saya menjadi menyukai dunia mainan! Salute! Jadi ini beberapa koleksi yang lagi saya bereskan... (ki. Buku Star Wars 'Before The Awakening' hasil hunting bazar buku BBW - Buku Stiker Star Wars 'The Force Awaken' hasil hunting bazar buku periplus - dua life figures hasil hunting dari group facebook 'Order 66 Indonesia' - Omiyage dari Jepang - Stiker Star Wars hasil hunting di Bukalapak .ka)Baru sebagian kecil yang saya foto, aslinya masih ada boneka Darth Vader, boneka Kylo Ren, beberapa lightsaber, beberapa koleksi buku edisi lama Star Wars, gantungan kunci Darth Vader hasil hunting di Kinokunya, koin-koin Star Wars dari alfamart, enamel Darth Vader, enamel Master Yoda, Stormtrooper, lampu tidur Millenium Falcon, X-Wing Fighter life figures, gelas Death Star, life figures Tie fighter, dan masih banyak lagi!
Sangking banyaknya dan memenuhi lemari, jadi kepikiran beli rak kaca untuk menaruh semua koleksi saya! Kamu suka koleksi mainan?
0 Comments
Have a good day! Flashback bersama ibu itu menyenangkan, karena tidak jarang saya melakukan road trip bersama beliau, bahkan saya pernah sebulan lebih bersama ibu tinggal di negara jauh belahan Canada, setelah sebulan saya ditinggal pulang beliau, karena saya akan melanjutkan sekolah musim panas. Berbicara road trip, saya sangat sering berwisata bersama keluarga sejak kecil, ayah dan ibu saya merupakan utusan Allah Swt yang memiliki tenaga berlebih untuk sekedar jalan-jalan. Dari level jalan-jalan serius sampai level B aja gitu, kaya jalan-jalan numpang lewat. Terbentuknya saya menjadi pribadi yang mudah bepergian sendiri mungkin karena kedua orang tua saya yang selalu melalang buana. Ayah saya sebetulnya tipikal anak bengkel, anak rumah yang gemarnya menikmati kamar dan menonton film-film HBO. Tapi, karena sudah puluhan tahun bersama ibu, jadinya beliau sangat senang bepergian jauh, selalu menanyakan selanjutnya melancong kemana lagi, seharusnya ke sana saja dan segala hal komentar lucu yang menyangkut jalan-jalan. September 2017, giliran saatnya keluarga melakukan perjalanan bersama. Kami ke Malang, Jawa Timur karena ponakan saya yang berumur nyaris 5 tahun saat ini, akan berulang tahun yang ke 4 (tahun lalu), dan berkunjung ke Batu Secret Zoo, menginap di Pohon Inn merupakan keinginan ponakan. Dan, spontan saya ingin melanjutkan perjalanan sendiri ke Gunung Bromo, mereservasi private trip dan segala hal lainnya guna menyapa pasir berbisik di area Gunung Bromo. Ayah saya khawatir karena saya berencana ke Bromo sendirian, berderet pertanyaan beliau ke saya menandakan kecemasan, kepanikan yang kontan membuat saya tertawa. Saya tahu sebetulnya beliau takut dengan gelap dan ketinggian, tapi itu lah orang tua, orang-orang yang pertama kali menyambut saya ke dunia, begitu menghawatirkan keselamatan anaknya meski itu hanya perjalanan ke tempat wisata padat turis. Jadilah! Kami berdua melakukan 1 Day Trip to Gunung Bromo, Jawa Timur. Ayah saya juga bukan anak alam, meskipun saat sampai di puncak beliau sangat terkesima dengan ribuan bintang yang bergelantungan di langit, menyapa masyarakat setempat, sholat subuh berjamaah, dan sebagainya. Kendala tetap ada, ditambah ayah saya sudah berumur 60 tahun saat itu, stamina nya pun terkuras habis saat menaiki anak tangga gunung, di tengah-tengah penanjakan kecil, ayah saya sesak napas, beliau kedinginan dan sangat pucat mukanya. Saya tetap menyemangati beliau, dan menemani beliau saat terduduk di tengah-tengah tangga, merengkuh pundaknya untuk tetap terus bersama saya hingga dapat melihat keindahan Sunrise pagi itu. Melihat ayah saya tertawa bahagia, tersenyum senang melihat matahari pagi itu di atas ketinggian 586 M, menikmati popmie rebus nya bersama masyarakat didepan hamparan rumput hijau, duduk diatas pasir berbisik dan mendengar pasir di sebelah kiri kanan ayah saya mengeluarkan suara-suara menenangkan. Semuanya. Alhamdullilah! XOXO 💋💋 Siva Gunung Bromo, Jawa Timur. September 2017 You`re not only a dad: you`re my friend, my boss, and my mentor. I`m happy to have such a unique father! I`m proud to say, that I`m daddy`s girl! Thank you for being an exceptional father!
Gunung Bromo, Jawa Timur. September 2017 Selamat Pagi! Karena sudah beberapa hari tidak merencanakan jalan-jalan jauh, pagi ini obrolan ringan bersama ibu saya setelah lari pagi, mengingatkan saya akan indahnya sudut Jawa Barat, area Garut. Garut, merupakan destinasi yang menjadi tujuan saya selepas meneken kertas resign pada tahun 2017, dan rencana-rencana mengunjungi kolam air panas, melihat kebun bunga mawar situhapa, menginap dua malam di dua hotel yang berbeda sudah menjadi rencana yang matang saat itu. Ibu saya sepertinya rindu jalan-jalan. Setelah berlari lima putaran, High Plank, Knee Plank, Elbow Plank dan menemani ibu saya senam-senam di Velodrome, Rawamangun lalu obrolan ini berlanjut. Mendadak sih memang obrolan jalan-jalan ini, mungkin beliau rindu berjalan berdua dengan saya, yang tahun ini saya disibukkan dengan bekerja dan menekuni tesis, beliau selalu berjalan-jalan sendiri bersama beberapa teman-teman arisannya, selepas dari Padang, beliau akan melanjutkan perjalanan ke Cirebon dan Makassar, saya hanya bisa memberikan beliau nasihat untuk selalu meminum obat diabetes nya dan mendoakan keselamatan perjalanan untuk beliau, tapi.... "Kapan ade bisa jalan sama mama lagi?" Pertanyaan ibu saya itu lucu, jadinya deh obrolan pagi ini mengenai serunya road trip ke Garut bersama beliau pada tahun 2017. Memilih Garut karena awalnya spontan saja, mau bandung bosan, cirebon kejauhan, kemana ya? Garut dan Tasikmalaya menjadi pilihan ibu saya, saya setuju saja dengan pendapat beliau (memang dasarnya kita berdua suka jalan-jalan). Kemana saja sih kalau ke Garut? - Saya menginap di: Mulih Ka Desa Hotel dan Kampung Sampireun Resort & Spa - Saya berkunjung ke: Kebun Mawar Situhapa, Candi Cangkuang Kampung Pulo, Sampireun, Hotel Tirtagangga, dan ke Tasikmalaya untuk membeli oleh-oleh sapu ijuk (?) - Saya makan-makan di: Liwet Pak Asep Stroberi, selebihnya jajan sekitar alun-alun dan pinggir jalan. Selama tiga hari dua malam di sana, perjalanan kami sungguh berkesan, tidak menyangka juga mendapati tempat-tempat yang bagus dan indah, sawah-sawah yang subur di area garut, banyaknya tanaman kentang, tomat, sayur-mayur lainnya yang sangat sedap dipandang, dan ibu saya senang sekali! Beliau terus memuji-muji Kebun Mawar Situhapa yang indah. Saya juga tidak menyangka, tempatnya sangat diluar ekspektasi, berjenis-jenis bunga mawar, makan siang di tengah-tengah kebun bunga, mengintip lokasi hotel di sekitar kebun, bermain-main di labirin berumput, tidak lupa foto-foto! Alhamdullilah, beliau senang sekali!
Saya dan ibu menginap di Mulih Ka Desa Hotel, kenapa kita memilih hotel ini? Karena suasananya yang asri, dan dingin! Fasilitas hotel juga bagus, dengan kamar per kamar bergaya gubuk tapi mewah di tengah-tengah sawah (jam-jam tertentu suka ada petani, dan kerbau sedang membajak sawah) dan, sarapannya banyak sekali untuk porsi dua orang. Saat menginap di Mulih Ka Desa Hotel, saya dan ibu mendapatkan kupon gratis berenang di Kolam Renang Hotel Tirtagangga, kok bisa gratis? Dan, ternyata kedua hotel ini dibawah satu perusahaan yang sama, mungkin salah satu fasilitas yang disediakan ya, karena Mulih Ka Desa tidak ada kolam renang air panas. Alhamdullilah lagi. Selain itu, saya juga menginap di Kampung Sampireun. Ini karena mendadak saja sih, dan memesannya pun langsung di Traveloka. Alhasil dapat kamar yang cukup jauh dari lobby hotel, but It's all worth it! Selebihnya selama perjalanan darat ini, membahas hal-hal lumrah antara ibu dan anak berlanjut, makan makanan khas garut, ngairung sundaan, makan nasi liwet sundaan dan jajan! Dan, hari ini ibu saya berpesan untuk terus tetap bekerja keras agar tetap bisa menyenangkan orangtua, tidak selamanya saya bersama ibu maupun ayah saya. Baiknya, kemana lagi ya? (kali ini bersama ayah dan ibu saya) Ada ide? ps: postingan selanjutnya road trip saya bersama ayah! XOXO, Siva 💁♀️ "Now a man is born to go a lovin'
A woman's born to weep and fret To stay at home and tend her oven And drown her past regrets In coffee and cigarettes" Dentingan piano yang mengiringi Ella Fitzgerald - Black Coffee memenuhi Coffee Shop siang ini, yang dipadati pengunjung untuk menikmati secangkir kopi, atau hanya duduk-duduk berdiam diri mengamati layar laptopnya sekedar bersapa riang dengan temannya di sosial media, atau memesan sesuatu di barisan kasir yang dipadati kue-kue serta pemandangan lainnya yang cukup ramai. Ya, karena hari ini hari Sabtu. Berkunjung ke Cafe atau Coffee Shop merupakan salah satu kegiatan alternatif yang cukup menyenangkan. Karena agenda saya tidak terlalu banyak, jadinya menyempatkan diri bertemu teman, di salah satu Coffee Shop di Jl. Surabaya, Jakarta, Giyanti Coffee Roastery. Tidak banyak yang kita pesan siang itu, saya hanya memesan Piccolo, teman memesan Ice Latte dan Extra Milk serta beberapa cemilan lainnya. Selebihnya, hanya jam yang terus berjalan dan obrolan yang mengalir. Dua teman saya akan Backpacking ke Yangon, Myanmar serta wilayah lainnya. Semoga senang dan Myanmar memberikan kesan yang terbaik untuk keduanya! Terima Kasih untuk hari ini! ☕️☕️☕️ HAVE A GOOD WEDNESDAY, EVERYONE!
Mohon izin untuk berbahasa gado-gado disini, karena kemampuan bahasa inggris saya yang cukup tercampur bisa jadi grammar nya sedikit berantakan kalau menulis, jadi bahasa Indonesia saja ya! Ada yang tahu artinya OMIYAGE? "omiyage (おみやげ)" Diartikan sebagai kata-kata dari Suvenir, atau oleh-oleh. Kenapa Omiyage? Karena saya tertarik dengan pembahasan oleh-oleh atau Omiyage yang dibawa oleh Ibu saya setelah berwisata selama beberapa hari di Kota Padang, Pariaman, Painan, serta Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Kenapa dibeliinnya kopi? Tenang, dibeliin juga Keripik Balado kok :D Tapi, karena rasa penasaran aja, sudah bukan konon katanya kopi Sumatera barat ini enak-enak, entah ini Robusta atau Arabika, karena setiap kemasan tidak dilengkapi jenis green bean apa, dan grade berapa kopi ini, karena sesuai kata ibu saya, ya semua enak! Apa saja kopi yang dijadikan 'Omiyage' oleh ibu saya dari Sumatera Barat? 1. Kopi Bubuk 'Urang Awak' 2. Kopi Spesial 'Kiniko' 3. Bubuk Kopi 'Kurintji' Semua produksi asli Bukittinggi, Padang Panjang, Tambek Patah, Salimpauang, dan Tanah Datar. Karena saya penasaran, saya berhasil mendapatkan informasi mengenai Kopi Spesial Kiniko di website Otten Coffee, dan saya iri karena suasana Kopi Kiniko bagus sekali, dan ada kopi daun, duh. Saya baru coba kopi Kurinjti! Dan, teknik saya menyeduh kopi ga ribet sih karena ga punya alat, grinder, atau lainnya. Kopi bubuk karena ada ampas nya, seduh saja dengan air panas, saring dengan alat penyaringan seadanya, agar ampas tidak semua terangkat, saya bedakan sekali lagi ke gelas ke dua, lalu saya banyakin air biar ga terlalu kena di lambung, hasil nya.... Enak! ☕️☕️☕️ |
Siva armandaHigh Spirit in person, Media Studies appreciator, Archives
March 2024
SIVA. |