Menjelang hari ke hari, memasuki usia berkepala tiga semakin tidak mudah. Tekanan demi tekanan terasa menghimpit waktu, suara hati tidak lagi didengar, hanya ketakutan dan kegelisahan orang disekitar yang menghantui, ditambah seperti tidak ada perkembangan yang signifkan dalam diri. Disaat semua banyak yang berteriak, rasanya bunga dalam diri ini terus menutup dirinya, mencari-cari ruang dan pintu yang dapat menahan dirinya tanpa diusik oleh benda-benda lain, bahkan ada yang berteriak begitu kencang ke salah satu sisi kepala, "kapan kamu bisa tumbuh baik kalau menghadapi sesuatu harus sembunyi?" begitu menyakitkan, bahkan kembali membuka luka-luka, tanpa sadar bunga ini takut mengecewakan semua pihak, beralih ingin menutup dirinya dibalik pintu, dan membutuhkan waktu untuk kembali keluar dan memikirkan setiap perkataan-perkataan yang menyakitkan dirinya.
30, Perempuan dan Tua. Semua menekan, seperti waktu akan habis bagi dirinya, kuncup dalam dirinya akan layu seiring waktu, tidak lagi menarik bagi awan-awan yang memutari lapangan hijau penuh bunga lainnya yang jauh lebih menarik. Bunga dalam diri, seperti enggan untuk tumbuh, karena suara-suara itu yang mempengaruhi jalan hidupnya, berusaha berkembang lebih baik dan tidak mengecewakan orang lain. Tapi, itu tidak pernah cukup. Selama diri ini dianggap masih terus melawan arah angin. Kegagalan demi kegagalan, menelan pahit dan menggerus madu yang habis dalam dirinya, tidak pernah disadari oleh orang lain, bahwa bunga dalam dirinya kembali menolak untuk tumbuh. Bukan maksud membuat banyak pihak sedih, tapi mungkin cukup sedih ini berhenti di diri ini, mungkin masih banyak hal yang harus dikerjakan, mungkin masih banyak perjalanan lain yang akan ditempuh, mungkin mungkin mungkin.
0 Comments
|
Siva armandaHigh Spirit in person, Media Studies appreciator, Archives
March 2024
SIVA. |